Aja lali marang kabecikaning liyan *** Aja sira degsura, ngaku luwih pinter tinimbang sejene *** Aja rumangsa bener dhewe, jalaran ing donya iki ora ana sing bener dhewe *** Aja wedi kangelan, jalaran urip aneng donya iku pancen angel *** Aja gawe seriking ati liyan *** Aja golek mungsuh *** Aja sira mulang gething marang liyan jalaran iku bakal nandur cecongkahan kang ora ana wusanane *** Aja ngumbar hawa napsu, mundhak sengsara uripmu *** Aja melik darbeking liyan *** Aja cidra ing janji *** Aja dumeh *** Aja kumalungkung *** Aja kumingsun *** Aja gumedhe *** Aja ngrusak pager ayu *** Aja dahwen *** Aja drengki *** Aja kuminter *** Aja ambeg siya *** Aja ngece wong ora duwe *** Aja kegedhen rumangsa *** Aja adigang-adigung-adiguna *** Aja nggege mangsa *** Aja nampik rejeki *** Aja panasten *** Aja seneng gawe gendra, jalaran gawe gendra iku sipating demit *** Aja seneng yen dialem, aja sengit yen cinacad *** Aja lali piwulang becik *** Aja aweh kasekten marang durjana *** Aja lali marang kahanan kang marakake perang, jalaran yen sira tansah lali bakal tansah ana perang bae *** Aja selingkuh *** Aja seneng madon *** Aja seneng main *** Aja seneng maido *** Aja seneng madad *** Aja seneng nyaru *** Aja bosenan/jelehan *** Aja nggebyah uyah padha asine *** Aja dadi wong pinter keblinger *** Aja mung tuwa tuwas *** Aja golek menange dhewe *** Aja gampang kelu ing swara *** Aja taberi utangan *** Aja seneng royal *** Aja pisan nacad liyan, ora ana wong kang ora cacad *** Aja wedi marang penggawe becik, lan wani marang penggawe ala *** Aja seneng nggampangake

Rabu, 17 Juni 2009

Sarana Komunikasi

Beberapa minggu yang lalu, selaku salah satu pengurus RT, saya turut mendengarkan curhat seorang warga (demi kebaikan bersama, nama warga dimaksud dirahasiakan - red). Setelah mendalami permasalahannya, dapat disimpulkan bahwa sebenarnya permasalahan tersebut bermula dari buntunya arus komunikasi antara warga dimaksud dengan warga lainnya. Padahal, kita hidup dijaman internet, dimana hanya dengan satu klik saja maka kita bisa melihat "dunia".

Menghadapi kejadian tersebut, kemudian saya dan ketua RT mencoba mendengarkan dan berdialog dengan warga dimaksud melalui fasilitas email. Alhamdulillah, dari saling berkirim email tersebut akhirnya tercipta persamaan persepsi, sehingga ganjalan di hati yang semula membuat kekurang-nyamanan bersama dapat diminimalisir.

Belajar dari pengalaman tersebut, secara informal saya mengusulkan kepada ketua RT agar dibuat sebuah blog yang dapat dijadikan sarana berkomunikasi antar warga RT, yang antara lain memuat hasil rapat di tingkat RT. Dan Alhamdulillah, blog sederhana tersebut sekarang telah lahir, bernama Komunitas RT 02 RW XII. Semoga dengan kelahirannya, komunikasi antar warga RT 02 dapat ditingkatkan. Namun demikian, sepanjang tidak ada hal yang sangat penting dan mendesak, diharapkan segenap warga berusaha untuk menghadiri setiap pertemuan yang telah diagendakan bersama.

Baca selengkapnya......

Sabtu, 23 Mei 2009

Hercules

Mendengar terjadinya musibah jatuhnya pesawat hercules beberapa hari yang telah lewat, saya menjadi teringat kenangan "nano-nano" saya yang terjadi 10 tahun yang lalu. Ya kenangan manis, campur asem, dan sedikit pedes. Pengin tau?

Setelah merasakan hidup penuh warna di Ambon manise selama kurang lebih 1,5 tahun, tanggal 27 Juli 1999 pagi saya mendengar kabar yang menyejukkan hati. Hari itu sebenarnya di kantor sedang berlangsung acara pisah sambut pejabat eselon III. Namun karena situasi di luar mulai memanas lagi, setelah sempat adem ayem beberapa minggu, maka hati saya jadi gundah. Kebetulan SK mutasi saya dari Ambon ke Semarang telah diteken tanggal 12 Juli 1999. Betapa tidak gundah, setelah mengalami dan menyaksikan situasi yang kurang kondusif, aman, kembali panas, agak reda, memanas lagi, dst, dan berjuang untuk pindah dan akhirnya mendapat anugerah SK pindah, e.... sarana transportasi tidak tersedia. Pada saat itu PT Pelni tidak menjual tiket karena tidak ada kapal yang berani bersandar di pelabuhan ambon. Sementara jadwal penerbangan pesawatpun tak dapat diharapkan kepastiannya. Maka dengan adanya kabar kedatangan 3 (seingat saya 3) pesawat hercules yang datang di Ambon hari itu membawa pasukan TNI yang diperbantukan untuk mengatasi masalah keamanan pada saat itu sangatlah menggembirakan hati saya. Informasi ini saya terima dari mulut ke mulut di lingkungan GKN Ambon, tempat kerja sekaligus tempat pengungsian kami waktu itu. Awalnya pegawai BC yang bertugas di bandara menginformasikan kedatangan pesawat hercules ke pejabat BC yang akan pergi ke Jakarta.

Setelah mendapatkan pinjaman fresh money dari Mas Syafril (fungsional yang baru dilantik dan langsung minta cuti), dan berpamitan pada teman-teman yang berada di kantor, saya bersama rombongan menuju bandara ambon yang berjarak 30-45 menit perjalanan darat. Rombongan tersebut adalah pejabat eselon III Bea Cukai (yang mendapat dan membagi-bagi informasi adanya pesawat hercules), Pak Butje Kadmaer (Kabid IAP yang kebetulan dimutasi sebagai Ka. Karikpa di daerah Jawa Timur) beserta istri, dan 2 fungsional yg akan cuti tahunan setelah mengikuti acara pelantikan. Seingat saya ada 2 mobil kijang yang berangkat beriringan. Masing-masing mobil dikawal 2 aparat keamanan dengan senjata laras panjang menjulur keluar jendela mobil. Di sepanjang perjalanan, saya menyaksikan puluhan rumah dalam kondisi tidak utuh lagi, bahkan ada yang masih mengepulkan asap. Sungguh perjalanan yang sulit untuk dilupakan.

Begitu sampai di bandara Ambon, rasanya hati ini sudah sampai ke tanah jawa, tanah kelahiran yang begitu dirindukan. Setelah membayar uang administrasi sebesar Rp 750.000, saya dan 15-an penumpang lainnya merasakan jasa pesawat hercules dan kru-nya. Saat itu perjalanan sangat menyenangkan. Yang kuingat 2 pesawat sempat terbang beriringan, karena pesawat yang saya tumpangi di posisi depan, rasanya seperti dikawal pesawat lain. Sungguh pemandangan yang mengagumkan. Kamipun diberi kesempatan untuk melihat kokpit pesawat secara bergantian, walau cuma sebentar-sebentar. Dengan waktu tempuh 5 jam-an kami akhirnya mendarat di bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta dengan selamat dan penuh rasa haru. Terima kasih Hercules....., jasamu kan selalu kuingat....

Baca selengkapnya......

Minggu, 03 Mei 2009

Menghemat BBM dengan Powermax

Saat duduk di bangku sekolah dasar, kita diberi tahu oleh pak guru bahwa negara kita merupakan surga dunia. Penduduknya ramah, tanahnya subur, alamnya indah, hasil tambangnyapun melimpah ruah. Masih terngiang di telinga kita, saat itu dalam rangka menumbuhkan cinta tanah air, pak guru bercerita dengan semangat dan kebanggaan luar biasa, bahwa negara kita ini salah satu anggota OPEC, penghasil dan pengekspor minyak dunia. Dalam sejarah negara kita juga terukir kisah bahwa minyak pernah menjadi tulang punggung penerimaan dalam APBN kita.

Namun itu semua tinggal sejarah. Saat ini persediaan minyak kita tinggal se-umrit alias sedikit sekali. Dengan semakin menipisnya cadangan minyak yang kita miliki, tentunya kita harus segera mencari dan menerapkan penggunaan bahan bakar alternatif. Sambil menunggu hadirnya bahan bakar alternatif tersebut, kita juga harus menempuh upaya-upaya nyata penghematan energi, baik listrik maupun BBM.

Penghematan listrik dapat dilakukan dengan disiplin diri dalam mematikan listrik pada lampu dan peralatan listrik yang tidak terpakai, dan dengan mengganti lampu dan peralatan listrik yang hemat energi (watt lebih kecil, namun manfaat sama/lebih). Penghematan BBM dapat dilakukan dengan mengoptimalkan kendaraan bermotor yang dimiliki seefektif dan seefisien mungkin. Misalnya, kalau bisa berboncengan mengapa harus sendiri-sendiri.

Penghematan BBM juga dapat dilakukan dengan penggunaan suplemen bahan bakar tertentu. Salah satu contoh suplemen dimaksud adalah Power-MAX Double Action Fuel Catalyst (lebih akrab disebut powermax saja), yaitu campuran bahan bakar yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Menurut produsennya, manfaat penggunaannya antara lain : dapat meningkatkan tenaga dan akselerasi kendaraan, dapat menghemat BBM kendaraan sampai 30%, mencegah mesin ngelitik/detonasi, melarutkan kandungan air dari kondensasi (Penguapan) dalam tangki bahan bakar sehingga mencegah karat, mengurangi deposit karbon pada ruang bahan bakar, mengurangi kadar polusi pada gas buang.

Kebetulan saya juga mencoba dan merasakan sendiri manfaat powermax dimaksud, utamanya pada penghematannya. Dari searching berita/kabar di internet juga belum saya temukan keluhan penggunaan powermax, hanya saja kadang diperlukan pengecek filter bensin, siapa tau terlalu banyak kotoran yang larut dan menyumbat filter. (Kalau ada yang punya pengalaman buruk, ditunggu koment-nya ya....). Saat itu saya membeli sebotol powermax isi 100 cc (untuk max 60 liter) seharga Rp 25.000 dari tetangga rumah. Denger-denger sich penjualannya saat ini menggunakan sistem MLM di bawah bendera
PT UNITY NETWORK INTERNATIONAL.

Tulisan ini bukan merupakan bagian dari advertising produk powermax, namun semata-mata merupakan apreasi positif saya terhadap salah satu upaya penghematan BBM. Semoga bahan bakar alternatif yang murah meriah dan ramah lingkungan segera diproduksi secara masal dalam skala besar, untuk dapat menggantikan BBM yang selama ini menghantui kita. Sementara itu, suplemen BBM juga bertambah banyak variannya, sehingga harganya semakin murah dan mudah didapat di pasar biasa.


Baca selengkapnya......

Sabtu, 02 Mei 2009

Esuk dhele sore tempe?

Menyimak tingkah laku politikus dalam mensikapi hasil pileg dan rencana pilpres akhir-akhir ini, saya kadang bertanya-tanya, dunia politik itu rumit apa sengaja dibuat rumit ya? Masing-masing kubu / blok terlihat sibuk mencari celah-celah sempit yang akan mereka jadikan jalan lapang menuju kursi kekuasaan.

Sebelum pelaksanaan pileg 9 April yang lalu, rakyat Indonesia dipusingkan dengan terlalu banyaknya pilihan yang disodorkan pada mereka. Masing-masing caleg dan parpol berlomba-lomba menawarkan diri dan meyakinkan kepada khalayak, bahwa hanya merekalah satu-satunya caleg/parpol yang layak dan wajib dipilih kalau rakyat menghendaki kemakmuran dan kesejahteraan di masa depan. Namun setelah hasil perhitungan sementara diumumkan oleh berbagai lembaga survey nasional, parpol-parpol berusaha saling bekerja sama dalam beberapa golongan /blok (istilah balitanya : koalisi) untuk mewujudkan satu cita-cita jangka pendek, calon presiden dari golongan merekalah yang harus menang di pilpres nanti. Setelah terbentuk blok-blok tersebut, mereka berusaha meyakinkan seyakin-yakinnya, bahwa hanya capres dari blok merekalah yang nantinya dapat membawa perbaikan di negeri ini.

Bagaimana mungkin, hanya dalam hitungan bulan, hari, bahkan jam, parpol yang dulunya nampak beda, istimewa, setelah detik-detik menjelang pencalonan presiden mereka menyatakan adanya persamaan platform, visi misi, dan tujuan? Apakah demi meraih sebuah kursi kekuasaan, mereka rela memotong urat malunya, sehingga bebas berpandangan asal cita-citanya tercapai? Orang jawa bilang : esuk dhele sore tempe (pagi kedelai, sore dah berubah jadi tempe).
Gak konsisten !!!
Oportunis !!!
Menyebalkan !!!


Dengan tulisan ini bukan bearti saya tidak mendukung berlangsungnya pilpres. Namun semata-mata mencurahkan harapan saya agar parpol-parpol yang kebetulan belum mendapatkan suara banyak hendaknya konsisten dengan platfom, program kerja, visi misi yang telah ditetapkan dahulu saja. Dengan konsistensi yang tinggi untuk memperjuangkan nasib rakyat banyak (berani diluar pemerintahan), meskipun sekarang kalah bisa saja 5 tahun mendatang mereka menjadi jawara. So..., hindari "esuk dhele sore tempe", apalagi sampai "bengi tempe bosok" hanya demi meraih kursi pemerintahan. Ingat, jabatan adalah amanah, yang akan dipertanggung jawabkan kelak di hari pembalasan.

Baca selengkapnya......

Rabu, 29 April 2009

Mengasah ujung tombak

Kangen ! Itulah kata yang menggambarkan hati saya pada blog saya ini. Ya setelah sebulan lebih saya tidak mengupdate blog ini, rasa kangen itulah yang menghantarkan jari-jari saya untuk kembali berjingkat-jingkat di atas tuts acer ASPIRE 4935 kesayangan saya. Kali ini saya akan menceritakan pengalaman "menyenangkan" tentang membeli starpack truff IM2.



Jumat sore 24 April 2009 yang lalu, saya bersama seorang teman menyempatkan diri mampir ke Gerai Indosat di Jl. Pandanaran 18 Semarang untuk membeli kartu perdana truff. Ceritanya teman saya mempunyai modem CDMA nganggur dan berniat untuk menggunakannya kembali setelah membaca iklan truff versi wayang kulit yang dimuat di harian Sauara Merdeka. Setelah menunggu 2 antrian, tibalah giliran kami dilayani dengan ramah oleh penjaga counter im2, seorang mbak cantik (lupa namanya, hehehe...). Namun sayang, keramahan dan kecantikannya kurang diimbangi dengan pengetahuan yang memadai tentang produk yang mereka tawarkan.

"Selamat sore pak, ada yang bisa saya bantu?", sapanya.

"Begini mbak, saya mau membeli starpack truff", jawab saya.

E... kebetulan habis pak. Terakhir dibeli oleh Mas-nya tadi", jawabnya manis.

"Lho.., tadi yang dibeli masnya khan starpack broom to mbak", sergahku. Kebetulan saya khan udah make broom unlimited, jadi tau warna cover starpacknya.

(Bip...! kesalahan pertama, masa pihak im2 gak lihai membedakan truff dengan broom)

"O... truf to. Kebetulan starpack truf juga habis pak", jawabnya.

(wuih... laris manis donk, bisik hati saya).

"Kalau di galeri indosat yang di pemuda ada nggak ya mbak", tanya saya selanjutnya.

"Juga habis Pak"

(wuih... benar-benar laris ya barang ini, bisik hati saya lagi)

"Tapi sementara ini truff bisanya di akses di Salatiga Pak", sambungnya.

"Ha???", saya terbengong.

"Kenapa di Semarang belum bisa mbak?", tanya saya penuh keheranan.

"Karena di Semarang belum tersedia roamingnya", jawabnya meyakinkan.<

(Bip...! kesalahan kedua, sesuai dengan spanduk warna biru yang saya baca di pertigaan RS Karyadi (dekat S. Parman), dan di perempatan Jl. Pemuda (dekat Sri Ratu) dan iklan di Suara Merdeka, nyata-nyata tertulis SEMARANG terlayani jaringan truff. Masa si mbak cantik dengan amat meyakinkan menyatakan layanan truff baru dapat dinikmati di Salatiga. Yang bohong spanduk dan iklannya apa mbaknya yang sok tahu ya???)

"Makasih ya mbak", pamit saya.

"Terima kasih kembali", jawabnya santun.

Sabtu 25 April 2009, saya mengunjungi pameran National IT Expo 2009 di Java Supermall. Betapa terkejutnya saya melihat banyak starpack im2 broom dan im2 truff yang dijual oleh salah satu counter yang ada. Counter tersebut bukan dari im2, namun menyediakan produk starpack im2, disamping menjual modem GSM dan CDMA, beserta beberapa perlengkapan komputer lainnya. Dari mereka saya mendapatkan penjelasan jika im2 truff memang sudah bisa dinikmati di Semarang. Hal ini saya informasikan pada teman saya yang berniat membeli starpack im2 truff tersebut.

Selasa 28 April 2009, teman saya akhirnya membeli starpack im2 truff seharga Rp 50.000 (padahal bandrolnya Rp 55.000). Untung ada pameran....

(Bip...! kesalahan ketiga, galeri indosat sebagai kantor cabang sampai kehabisan stock, sementara ada pihak ketiga yang mampu menyediakan barang bahkan dengan harga lebih murah)

Dari kejadian tersebut, dapat disimpulkan ujung tombak im2 di Semarang kurang tajam. Kesalahan bukan semata-mata terletak di mbak yang cantik itu. Namun juga dari pihak managemen yang "kurang" memberikan transfer knowledge pada karyawannya dan "kurang" menjaga ketersediaan stock barang ditengah gencarnya iklan yang mereka sampaikan. Maksud tulisan ini bukan untuk menjelek-jelekkan im2 dan jajarannya, namun semata-mata mengingatkan pada kita semua bahwa ujung tombak perusahaan / instansi haruslah benar-benar sering diasah agar terjaga ketajamannya, sehingga nama baik perusahaan/instansi dapat terpelihara. Disamping itu, dukungan semua lini perusahaan sangat diperlukan (dalam contoh, kerjasama antara pihak yang menjaga ketersediaan barang dan pihak pemasaran/iklan yang kurang sejalan perlu diperbaiki).

Baca selengkapnya......

Jumat, 27 Maret 2009

Caleg oh caleg.......

Tanggal 9 April 2009, dimana kredibilitas seorang caleg (sedikit-banyak) akan dipertaruhkan, tinggal beberapa hari lagi. Segala daya dan upaya dikerahkan para caleg untuk dapat merebut hati pemilih. Dari yang cuma menebar janji-janji doank, membagi sembako, membagi kaos, ataupun bahkan membagi-bagi uang baik secara terang-terangan ataupun secara gelap-gelapan. Intinya satu, mereka berusaha merebut hati kita, agar mau mencontreng namanya di "pesta demokrasi" yang akan segera kita gelar.

Dalam hati kecil, ingin kucontreng-contreng wajah para caleg yang dengan tanpa malu-malu telah berusaha membeli suara itu dengan pena yang tak dapat dihapus seumur hidupnya. Biar wajah mereka coreng-moreng sekalian. Bayangkan, hanya dengan modal 5 juta saja, "konon kabarnya" seorang caleg sudah berani berharap banyak untuk dapat meraih kemenangan dalam satu RW yang terdiri dari 2 TPS. Sungguh terlalu ! Sudah sebegitu murahkah arti "suara rakyat" di negeri ini? Dua puluh ribu rupiah untuk 5 tahun??? Belum menjadi wakil rakyat saja telah melakukan upaya pembodohan.

Bagi kita yang berpenghasilan cukup/lebih, diberi 1 juta per-suara-pun, barangkali pada hari H nya nanti bisa tetap milih seorang caleg sesuai hati nurani, mengingat penghasilan rutin kita jauh lebih besar dibanding "sogokan" caleg yang cuma se-upil tadi. Tetapi, bagi Saudara-saudara kita yang kebetulan berpenghasilan pas-pasan / kurang, kemungkinan akan benar-benar menjual suaranya dengan harga murah. Bukan karena mereka benar-benar bodoh, tapi karena telah dibodohi / dimanfaatkan para caleg yang didukung para "tokoh masyarakat" yang yang menjembatani terjadinya hubungan antara warga dan caleg tersebut. Warga kurang mampu bisa saja menganggap "pemberian" caleg itu sudah sepantasnya dibalas dengan pemberian suara. Bagi mereka, toh diberikan kepada siapapun suara itu, tidak akan mempengaruhi kehidupannya. "Sama-sama tidak berpengaruh bagi kehidupannya, tidak ada salahnya diberikan pada orang yang telah nyata-nyata memberikan bantuan, meskipun cuma 5 juta buat warga sekampung", dalih tokoh masyarakat yang bertindak sebagai broker.

Mumpung pemilu masih beberapa hari lagi, mari kita renungkan kembali bersama-sama. Apakah kita akan "menggadaikan" masa depan / nasib seluruh anak bangsa kepada caleg yang nyata-nyata telah berusaha melakukan jual-beli suara itu? Kalau iya, kasihan KPK. Beban berat menanti mereka, karena harus mengejar-ngejar koruptor yang akan bermunculan di kelak kemudian hari. Memberi kesempatan caleg yang tanpa malu-malu bersedia membeli suara, sama saja kita siap berhutang pada rentenir / lintah darat !

Alangkah bijaknya jika kita berprinsip : Sama-sama tidak mengenal caleg, jangan sampai memilih caleg yang getol membeli suara. Insya Allah, bangsa kita tidak hanya menjadi bangsa yang berkembang, tapi menjadi bangsa yang maju, yang dihargai bangsa-bangsa lain di seluruh penjuru dunia. Dengan perlawanan terhadap praktek jual-beli suara inilah, hidup kita tak akan tergadaikan. Kalau masih ada caleg yang amanah di sekitar kita, mengapa harus memilih caleg model rentenir / lintah darat?

Merdeka !!!!!

Baca selengkapnya......

Sabtu, 14 Maret 2009

Menggunakan Facebook dengan bijak

Tak terasa, saat ini demam facebook hampir terjadi dimana-mana. Mulai dari kalangan pelajar, mahasiswa, ibu rumah tangga, politikus, karyawan swasta, dan PNS-pun berbondong-bondong mencicipi enaknya menggunakan fasilitas facebook. Semua itu berawal dari kisah suksesnya Mr. Barrack Obama menduduki tahta kepresidenan yang antara lain disumbangkan oleh penggunaan facebook pada masa kampanyenya.

Yang menjadi persoalan, tidak semua pengguna mampu memanfaatkan facebook tersebut secara bijaksana. Pada beberapa orang facebook telah menjadi candu, dan digunakan secara berlebihan sehingga penggunaaan facebook dimaksud justru mengganggu kinerjanya, yang pada akhirnya juga mengganggu kinerja perusahaan/instansi tempat dia bekerja.

Sebelum jauh melangkah, mari kita bersama-sama menyimak artikel berikut ini :
1.
Sri Mulyani : Kalau Buka Internet, Jangan Hanya Facebook
2.
Facebook, Membuat Networking atau Not Working?
Dari dua artikel tersebut, dapat kita lihat betapa khawatirnya orang tua/pimpinan kita terhadap dampak buruk yang ditimbulkan penggunaan facebook pada mahasiswa/karyawannya. Kekhawatiran tersebut tidak dapat kita salahkan, mengingat kebiasaan kita (orang Indonesia) rata-rata kurang mempunyai kedisiplinan diri yang tinggi, sehingga kurang dapat membedakan kapan waktunya membuka facebook dan kapan seharusnya belajar/bekerja kembali dengan penuh konsentrasi dan dedikasi.

Lantas, bagaimana sikap kita dalam menghadapi fenomena facebook ini? Menolak hadirnya suatu fasilitas teknologi tentu dapat menjadikan kita kuper dan gaptek. Namun menggunakannya secara berlebihan tentu juga akan menimbulkan efek buruk. Yang terbaik tentunya adalah menggunakannya dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Istilah kerennya ya kita harus profesional dan proporsional. Cara yang dapat ditempuh antara lain :

Pertama : Gunakan sesuai kebutuhan, dan jangan terlalu menuruti keinginan.

Kedua : Mulai sekarang kurangi atau bila mungkin jangan online di facebook pada jam kerja, jika hanya sekedar iseng-iseng. Namun jika memang diperlukan dalam rangka penyelesaian suatu pekerjaan, mengapa tidak? Diskusi dengan teman (mengenai penyelesaian suatu pekerjaan) melalui fasilitas chatting di facebook tentu lebih menghemat biaya kantor dan jauh mengasyikkan jika dibanding harus menggunakan telpon interlokal. Sedang kalau mau iseng-iseng atau sekedar say hello pada teman lama, ya sebaiknya kita lakukan pada jam istirahat atau setelah pulang ke rumah masing-masing. Ringkasnya, jangan istirahat di jam kerja, dan jangan kerja di jam istirahat.
Begitukah?




Baca selengkapnya......

Jumat, 27 Februari 2009

Hikmah dibalik penangkapan pemain bola oleh polisi

Masih jelas dalam ingatan kita pada kejadian pasca pertandingan kompetisi Liga Indonesia Divisi Utama antara Persis Solo melawan Gresik United di Stadion Maladi, Solo, 12 Februari lalu, dimana sejumlah pemain terlibat baku pukul yang mengakibatkan situasi kacau balau. Menurut berita dari berbagai media masa, kerusuhan tersebut dipicu oleh pemukulan yang dilakukan Bernard Mamadou (Gresik United) terhadap Nova Zaenal (Persis Solo). Buntut kerusuhan tersebut, Kapolda Jawa Tengah Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmodjo langsung memerintahkan aparatnya untuk menahan Nova dan Mamadou.

Hari-hari berikutnya, berita penangkapan pemain bola di lapangan tersebut telah menjadi polemik yang berkepanjangan. Polisi maupun PSSI sama-sama mempunyai argumen sendiri-sendiri. Menurut polisi, tidak ada ruang steril bagi siapapun yang melakukan kekacauan, termasuk pemain sepak bola sekalipun. Sedangkan menurut PSSI, langkah yang diambil polisi tersebut telah melanggar ketentuan dunia internasional, karena berdasarkan regulasi terbaru FIFA, setiap permasalahan yang terjadi di lapangan sepakbola tidak dapat diselesaikan oleh kepolisian, meskipun itu berbentuk perkelahian.

Dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas mana yang lebih benar diantara pendapat pihak kepolisian atau pihak PSSI tersebut di atas. Sebab ahli hukum pun juga masih berbeda pendapat atas kejadian tersebut, apalagi saya yang sama sekali tidak mengenyam pendidikan di bidang hukum.
Saya hanya ingin menyampaikan : Alangkah mulianya jika kedua belah pihak (polisi dan PSSI) bersedia untuk duduk semeja, bermusyawarah, guna mengambil suatu kesepakatan yang sifatnya win-win solusi. Kedua belah pihak hendaknya tidak mengedepankan ego-nya masing-masing. Jangan menganggap hanya pihaknyalah yang paling benar, sehingga menganggap sebelah mata pihak yang lain.

Saya yakin kedua belah pihak sebenarnya mempunyai niat mulia untuk kemajuan dunia persepakbolaan di Indonesia. Polisi menginginkan agar tidak ada lagi secuil kerusuhanpun di laga sepak bola tanah air. Begitu juga sebaliknya, PSSI tidak ingin tindakan penangkapan terhadap pemain sepak bola oleh polisi ini akan menjadi catatan buruk dari FIFA terhadap persepakbolaan Indonesia. Kalau sama-sama berniat baik, mengapa tidak dicoba untuk ditempuh dengan jalan yang baik-baik pula. Yang telah lalu biarlah berlalu. Yang lebih penting untuk dilakukan adalah agar segera dibuat kesepakatan bersama antara pihak kepolisian dan PSSI tentang langkah-langkah pengamanan yang sebaiknya dilakukan dalam pertandingan berikutnya. Kalau kedua belah pihak benar-benar berniat memajukan dunia persebak bolaan Indonesia, saya yakin mereka bisa bekerja sama dengan baik. Kita tunggu saja.......

Baca selengkapnya......

Rabu, 25 Februari 2009

Kampanye Keselamatan Berkendaraan di Jalan Raya

Pagi tadi, saat melintas di bunderan Tugu Muda Semarang, saya menyaksikan beberapa petugas dari Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Tengah mengkampanyekan keselamatan berkendara di jalan raya. Sambil menebar senyum penuh persahabatan, petugas-petugas tersebut membagi-bagikan leaflet. Mengingat arti penting ajakan untuk menjaga keselamatan berkendara bagi kita semua yang terkandung dalam leaflet yang dibagikan tersebut, berikut ini saya sampaikan kembali isi leaflet dimaksud kepada pembaca sekalian. Setelah membaca tulisan ini, diharapkan kita dapat menyampaikan kembali pesan mulia dimaksud kepada anggota keluarga, tetangga, teman, dan sahabat masing-masing.

Pertama : Memiliki SIM bukan jaminan keselamatan di jalan. Maksudnya, jangan mentang-mentang kita sudah mempunyai SIM lantas kita dapat "seenak udele dhewe" dalam mengemudikan kendaraan. SIM hanya menunjukkan kita telah lulus uji atau kita dianggap telah memenuhi unsur-unsur keselamatan yang diperlukan, baik usia (telah dewasa namun belum pikun), kesehatan, dan pengetahuan/ketrampilan berkendaraan. Yang lebih penting, bagaimana kita dapat mematuhi "tata krama" berkendara dengan baik sehingga tidak menimbulkan kecelakaan baik bagi diri sendiri lebih-lebih bagi orang lain. Seseorang yang ahli ngebut, bisa saja menjalankan kendaraannya dengan kecepatan penuh sambil bertelpon ria dengan HP. Namun tanpa disadari, tindakan tersebut dapat saja mencelakakan sesama pengguna jalan yang kurang konsentrasi gara-gara terlalu asyik melihat "pertunjukan" yang dipertontonkan sang ahli ngebut tadi.

Kedua : Kecelakaan lalu lintas dapat dicegah dengan disiplin dan mematuhi peraturan lalu lintas. Contoh aplikasi yang sederhana, JANGANLAH KITA SEKALI-KALI MENEROBOS JALAN SEDETIKPUN JIKA LAMPU MERAH DALAM KONDISI MENYALA. Yang kadang terjadi, ketika lampu hijau akan berganti lampu merah, kita berusaha menggeber sekencang-kencangnya laju kendaraan kita. Begitu juga sebaliknya, ketika lampu merah "hampir" berganti menjadi lampu hijau, kita berusaha mencuri star, seakan-akan kita akan kehilangan kesempatan besar jika tidak melakukan pencurian star tersebut. Dapat dibayangkan, jika dari arah berlawanan sama-sama melakukan kesalahan kecil tersebut. Yang satu belum mau berhenti disaat lampu merah, sedang dari arah lain sudah mencoba mencuri star, akibatnya angka probabilitas kecelakaan semakin tinggi. So, sabar dikit lach... coy !

Ketiga : Hendaknya kita tetap hati-hati dan berwaspada dalam berkendara. Pelanggaran lalu lintas dapat mengakibatkan : kendaraan rusak, cacat fisik, kematian, dan masuk penjara. Ingatkan pesan Bang Napi? "Waspadalah ! Waspadalah ! Waspadalah !"

Keempat : Jumlah korban flu burung ternyata belum seberapa dibandingkan korban kecelakaan lalu lintas. Pada saat terjadi wabah flu burung semua orang nampak peduli. Ketika kita tahu angka kematian yang besar akibat kecelakaan lalu lintas ini, masihkan kita tidak mau peduli?

Untuk itu, marilah kita mulai sekarang bertekad dan berusaha untuk senantiasa menaati tata tertib dan tata krama berlalu lintas, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.

Baca selengkapnya......

Minggu, 15 Februari 2009

Facebook : Jembatan Pergaulan Masa Kini

"Facebook, makanan apalagi itu?" Pernyataan tersebut bisa saja akan terdengar, manakala kita menyarankan teman kita untuk mencoba menggunakan fasilitas facebook. Sebenarnya apa sich facebook itu? Coba kita ketik kata facebook pada wajah om google. Biasanya akan muncul kalimat sebagai berikut : "Selamat datang di Facebook! Facebook adalah sebuah alat sosial yang menghubungkan orang-orang dengan teman dan lainnya yang bekerja, belajar dan hidup di sekitar mereka". Ya, facebook adalah salah satu sarana yang dapat kita gunakan untuk membina relasi, baik bisnis, politis, maupun nyelebritis.

Akhir-akhir ini, fenomena ber-facebook-ria terjadi dimana-mana, termasuk di Semarang. Harian Suara Merdeka, sang Perekat Komunitas Jawa Tengah, hari Minggu tanggal 15 Februari 2009 ini telah mengupas habis maraknya fenomena facebook, di rubrik Selasar pada halaman 13 dan di rubrik Konek pada halaman 19. Di rubrik Selasar antara lain diungkapkan bahwa facebook telah menjadi tempat baru yang nyaman buat ngrumpi (ngudarasa & ngudapikir), sarana menemukan teman yang telah lama "hilang", menemukan teman baru, dan sebagai sarana berorganisasi. Sedang di rubrik Konek antara lain di bahas manfaat facebook sebagai sarana kampanye, sebagaimana telah dilakukan oleh om Barrack Obama. Dengan facebook, calon anggota legislatif dapat "berkampanye" dan memperkenalkan dirinya selama 24 jam dalam sehari, tanpa harus kehabisan energi dan dengan biaya yang relatif murah.

Yang perlu saya tekankan di sini, hendaknya facebook dapat kita gunakan sebagai sarana pergaulan dengan penuh tanggung jawab, dan dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan kita. Tanggung jawab, dalam artian segala informasi yang kita sampaikan di ruang facebook jauh dari unsur penipuan serta niat jahat. Sesuai kebutuhan, dalam artian kita ber-facebook-ria namun harus tetap selalu ingat waktu. Waktu ibadah, waktu kerja, waktu istirahat, dan waktu buat keluarga jangan sampai tersita hanya gara-gara terlalu asyik bersama facebook. Sekali lagi, facebook hanyalah sebuah sarana. Kitalah yang harus dapat me-manage-nya, sehingga sarana tersebut berdaya guna bagi kita, dan bukan justru menjadi bumerang yang kontraproduktif.

Baca selengkapnya......

Selasa, 10 Februari 2009

Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009

Hampir tak terasa, ajang pesta demokrasi lima tahunan segera menghampiri kita. Alangkah indahnya jika kita secara bersama-sama dapat menjadikan pesta kali ini bernilai lain dari pesta-pesta yang pernah kita jalani bersama selama ini. Pemilu 2009 ini hendaknya dapat kita jadikan sebagai tonggak sejarah baru bangsa kita, dimana semua elemen bangsa melaksanakan apa yang menjadi tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Tanggung jawab kepada masa depan bangsa Indonesia !

Jika dalam pesta-pesta yang diselenggarakan pada kesempatan sebelumnya kita jumpai sejumlah kekurangan, hendaknya hal tersebut dapat kita jadikan pelajaran di kesempatan yang akan datang. Mulai sekarang, kita bersama-sama menyambut masa depan bangsa kita, agar berkehidupan demokrasi yang sehat, terhormat dan bermartabat.

Bagaimana kita dapat mewujudkan cita-cita mulia tersebut?
Pertama, bagi para caleg yang telah tercantum dalam Daftar Calon Tetap hendaknya tidak jemu-jemu untuk meluruskan kembali niat mulianya. Sudah seharusnya, Saudara mencalonkan diri sebagai Caleg semata-mata hanya ingin menjadi seseorang yang rela mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memperjuangkan aspirasi orang-orang yang Saudara wakili. Ingat, Saudara hanyalah seorang calon wakil. Jadi jika dalam pesta demokrasi nanti Saudara ternyata tidak dipercaya untuk ditunjuk sebagai wakil, janganlah memaksakan diri dengan menghalalkan segala macam cara agar Saudara dapat ditunjuk menjadi wakil. Ditunjuk sebagai wakil adalah sebuah amanah. Amanah tidak dapat dibeli, dipaksakan dan dimanipulasi. Ia akan hadir menghampiri Saudara dengan penuh keikhlasan. Dan jika sewaktu-waktu Saudara tidak dipercaya lagi untuk mengemban amanah tersebut, bersegeralah untuk mengembalikannya kepada yang memberikan. Janganlah sekali-kali mempertahankan segala sesuatu yang bukan menjadi hak Saudara.

Kedua, bagi para pemilih. Pilihlah calon wakil yang benar-benar Saudara yakini, bahwa dia akan mendengar, memahami, dan melaksanakan aspirasi Saudara. Lihatlah dengan seksama, dengan hati nurani Saudara, apakah calon yang akan Saudara pilih bukan merupakan seorang penjilat yang hanya akan menimbulkan kericuhan, kesengsaraan, dan penderitaan yang berkepanjangan bagi bangsa ini dikemudian hari.

Ketiga, bagi seluruh anggota panitia pesta demokrasi. Kedudukan Saudara saat ini sangatlah penting, layaknya "wakil sementara" bagi seluruh elemen bangsa ini. Sebab, jika Saudara tidak mampu untuk berbuatlah adil, sebenarnya Saudara telah melakukan perbuatan yang dholim. Dholim kepada seluruh warga negara beserta seluruh anak keturunannya. Jika pesta demokrasi kali ini dilaksanakan dengan baik bahkan mampu menghasilkan figur-figur wakil yang baik, niscaya seluruh warga negara akan senang hati jika kelak diminta menghadiri kembali pesta berikutnya. Begitu juga sebaliknya, jika dalam pesta kali ini diwarnai berbagai kecurangan dan kericuhan, dan bahkan hanya menghasilkan wakil yang gemar merampok harta negara, senang berbuat jahat, berperilaku tidak senonoh, dan lain sebagainya, niscaya kelak di kemudian hari tak ada lagi warga yang bersedia meluangkan sedikit waktunya untuk menghadiri pesta berikutnya.

Keempat, Pemilu pada dasarnya memiliki tujuan baik. Tujuan baik hendaknya dicapai dengan usaha-usaha yang baik pula, dengan penuh kejujuran, ketulusan, keadilan, dan kedamaian. Mari kita hindari segala bentuk kecurangan, baik kecurangan kecil maupun besar, baik kecurangan pribadi maupun kecurangan terorganisir. Karena berbagai macam kecurangan tersebut sebenarnya awal terjadinya berbagai penyimpangan. Semoga kedamaian senantiasa menyertai jalannya pesta demokrasi kali ini. Jayalah Indonesia-ku, Indonseia kita bersama !!!

Baca selengkapnya......

Senin, 09 Februari 2009

Rumput yang bergoyang

Akibat hujan yang turun dengan penuh rasa amarah, Semarang seakan menjadi kota yang tak berdaya : lemah, lesu, lemas, lunglai.... Luapan air kali ini memang benar-benar terasa akibatnya. Si Burung Besi tertunduk malu di bandara. Sang Naga Hitam-pun tidak berani menyentuh Poncol & Tawang. Apalagi Si Raja Jalanan, untuk dapat melewati beberapa titik genangan air di Kendal saja sudah nampak kepayahan. Semarang terisolir beberapa saat.

Setelah dalam kesempatan terdahulu beberapa kali saya menikmati adanya debur ombak di tepi kantor, pagi ini saya mendapati suasana "kapal pecah" akibat banjir yang menyapa & menyapu kantor. Nampak jelas, beberapa lumpur tadinya telah membaur dengan lantai kantor. Wuih... wuih... wuih...., "wanginya" mantap.... !

Kira-kira kenapa bisa terjadi banjir ya? Sebenarnya kita semua sudah mengetahui jawabannya. Pertanyaan sejatinya, mengapa kita sudah tahu hal-hal yang dapat mengakibatkan banjir, namun banjir masih saja selalu menghampiri kita? Untuk menemukan jawabannya, mari kita simak bersama penggalan syair lagu yang pernah didendangkan Ebit G Ade berikut ini :

Barangkali di sana ada jawabnya,
mengapa di tanahku terjadi bencana,
mungkin Tuhan
mulai bosan,
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa,
atau alam mulai enggan
bersahabat dengan kita,
coba kita bertanya kepada
rumput yang bergoyang

Baca selengkapnya......

Rabu, 28 Januari 2009

Menjunjung Tinggi Etika Bertamu

Pada jam istirahat siang tadi, melalui pengamatan di shoutbox pada Blog Kang Rohman, kita dapat menyaksikan "pertarungan" antara Kang Rohman dan Sang Penyusup. Sang Penyusup berhasil menyaru sebagai Kang Rohman, kemudian bertindak sesuatu yang seharusnya hanya boleh dilakukan oleh Kang Rohman, diantaranya bertindak sebagai admin blog kemudian memblokir beberapa pengunjungnya. Cinta, salah seorang yang biasa berkunjung ke Blog Kang Rohman jadi sibuk meminta tolong kepada beberapa rekan lain (yang masih bisa komen di shoutbox-nya Kang Rohman), agar dia tidak diblokir oleh "Kang Rohman". Dan seingat saya, bukan kali ini saja Kang Rohman "dicoba" oleh pihak lain.

Sambil makan siang, pikiran saya mengembara, seolah-olah terjadi percakapan sebagai berikut :
Tanya : "Koq bisa sich?"
Jawab : "Ya bisa aja lach... Namanya juga tehnologi ciptaan manusia. Tidak ada karya cipta manusia yang sempurna. Wajar jika ada kelemahan disana-sini".
Tanya : "Maksudnya, koq ada orang yang tega sich berbuat begitu..."
Jawab : "Ya ada saja to.... Namanya juga dunia. Dunia ini lengkap isinya. Ada orang baik yang suka berbagi. Ada orang jahat yang suka mencuri. Dan ada juga orang yang kadang baik kadang jahat, yang kadang suka berbagi tapi kadang juga suka mencuri".
Tanya : "Trus gimana donk...?"
Jawab : "Doakan saja agar orang-orang yang tadinya jahat dibukakan pintu hatinya supaya berubah menjadi baik. Kasihan mereka khan, orang pinter-pinter koq tidak dapat memberikan manfaat pada orang lain, e... malah membuat kekacauan yang meresahkan pihak lain".
Tanya : "Kalau tetap jahat?"
Jawab : "Doakan lagi, berdoanya jangan sambil emosi...."
Tanya : "OK. Saya coba... Tapi biar gak terulang lagi gimana?"
Jawab : "Gampang. Ingatkan ajaran tentang adab bertamu, baik kepada si tuan rumah maupun kepada si tamu".
Tanya : "Maksudnya?"
Jawab : "Telmi amat sich.... Blog/website itu khan kaya' sebuah rumah. Jika suatu saat ada tamu yang datang, tuan rumah hendaknya memperlakukan dengan baik, bila perlu disuguhin makanan yang enak-enak. Si tamu juga harus sopan dan menjunjung tinggi etika bertamu".
Tanya : "Kalau yang datang pencuri?"
Jawab : "Laporin polisi aja".
Tanya : "Kenapa tidak kita bunuh saja pencurinya?"
Jawab : "Walah... Ntar kita yang ditangkap polisi !"

Baca selengkapnya......

Jumat, 23 Januari 2009

Pergi keluar kota

Minggu kemarin kami sekeluarga pergi ke desa Troke-town, P&, Cla-10 (baca : Troketon, Pedan, Klaten) untuk menjenguk kakeknya Aliya yang kebetulan baru sembuh dari sakit. Sabtu pagi, sambil membawa Nasi putih giliran ekstra feeding, kami mampir ke sekolah Almadina di kawasan Menoreh-Sampangan untuk memintakan ijin pada gurunya Aliya. Selanjutnya kami langsung tancap gas ke tempat tujuan. Seperti biasa, Aliya belum bisa menikmati perjalanan yang agak jauh karena cepat bosan. Begitu juga pada dalam perjalanan balik ke Semarang, baru sampai di Boyolali saja Aliya sudah mulai menunjukkan tanda-tanda kegelisahannya. Untungnya di Ungaran ada rumah makan "Kebun Radja" yang mempunyai beberapa ayunan/tempat bermain di taman yang cukup asri. Biar tidak panjang-lebar...., ini dia sebagian foto Aliya pada saat pergi keluar kota kemarin. Biarlah foto-foto dibawah ini bercerita sendiri pada pembaca sekalian..........






























Baca selengkapnya......

Selasa, 20 Januari 2009

Kebiasaan mepet

Hari ini tanggal 20. Sambil nyari makan siang, mari kita amati bersama loket-loket tempat pembayaran listrik disekitar kita. Dijamin padat ! Mengapa? Karena kita memiliki kebiasaan (bukan budaya lho...) melaksanakan sesuatu mepet pada tanggal terakhir pembayaran/pelaksanaan suatu kewajiban.

Mau bukti lain? Coba datang ke Kantor Pelayanan Pajak di sekitar anda pada tanggal 20, pasti kantor tersebut akan lebih ramai dibanding tanggal-tanggal lainnya.

Kalau kita pikir-pikir dengan seksama, sebenarnya gak ada untungnya kalau kita menunda-nunda kewajiban itu. Sebagian kita khan gajian tanggal muda, sedangkan loket pembayaran listrik sudah dibuka lebar-lebar mulai tanggal 6. Kalau saja kita mau membayar tagihan listrik sebelum tanggal 10, sebenarnya kita akan lebih nyaman. Selain tidak perlu ngantre berlama-lama, uang yang kita anggarkan untuk membayar tagihan listrik juga terhindar dari kemungkinan "terpakai" buat keperluan yang lain. Khan nggak lucu, gara-gara kurang disiplin dalam membayar tagihan listrik, rumah kita jadi gelap gulita kaya begini nich.....


Lha sudah mbayar rajin aja kadang terpaksa merasakan kegelapan koq. We kek kek kek kek (kalau sering terjadi pemadalam oleh PLN, kita marahin bareng-bareng aja ya.....). Belum lagi kalau nasib baik baru berpihak pada kita, bisa-bisa dapat undian berhadiah dari pihak PLN.
Yang perlu saya garis bawahi lagi, "mepet" adalah bukan budaya kita. Ia hanyalah kebiasaan kita. Kebiasaan kurang baik (kalau gak mau dibilang kebiasaan buruk), yang sebenarnya dapat kita hindari demi kenyamanan kita sendiri.

Bagi yang beragama Islam, bukankah kita telah diperintahkan untuk menunaikan sholat wajib di awal waktu? Kalau untuk hal yang satu ini kita benar-benar telah membiasakan tertib waktu, Insya Allah kebiasaan mepet yang selama ini kita miliki sedikit demi sedikit dapat kita kurangi, bahkan kita tinggalkan. Mari kita belajar bersama.... Bersama kita bisa ! (hehehe..., koq kaya iklan politik saja...)

Baca selengkapnya......

Jumat, 16 Januari 2009

Menemani Anak Bermain

Sudah 2 minggu ini hampir setiap malam turun hujan. Hal ini mengakibatkan "ruang bermain" anakku menjadi semakin sempit. Paling-paling yang dapat kami lakukan hanyalah menemani anak nonton TV. Maklum, acara TV sekarang banyak yang aneh-aneh dan kurang dapat diterima akal sehat, sehingga anak harus ditemani pada saat nonton TV. Untungnya anakku jarang dan hampir tidak pernah memilih acara sinetron, baik sinetron remaja yang serba borju maupun sinetron laga yang serba kayal dan penuh dengan "manusia terbang".

Semalam..., dikala cuaca begitu bersahabat, anakku mengajak bermain di halaman rumah. (Aku bersyukur, meski hidup di perumahan kecil, kami masih mempunyai halaman yang cukup buat bermain anakku). Menemani anak bermain sebenarnya modalnya cuma perlu sedikit kesabaran. Sabar menunggui anak yang "cuma" menerbangkan potongan kertas kecil. Sabar menunggui anak yang sibuk melubangi daun dengan batu. Sabar menunggui anak yang asyik menimang-nimang daun, dan seterusnya sambil sesekali memberi komentar agar anak merasa diperhatikan. Kalau kita cuek, anak pasti kurang nyaman dalam menikmati permainannya.



Baca selengkapnya......

Kamis, 15 Januari 2009

Nomor Rekening Warga RT 02 Taman Purisartika

Sejak mempunyai dan mengelola sumur sendiri, pengurus RT 02 RW XII Perumahan Taman Puri Sartika membuat rekening tabungan. Maksud pembuatan rekening tabungan ini adalah sebagai pos penampung dana "keuntungan" pengelolaan air. Dana yang terkumpul nantinya diharapkan dapat untuk membeli mesin pompa cadangan yang harganya saat ini kurang lebih mencapai 9 jutaan.

Warga di RT 02 berjumlah 30 orang. Setiap bulan setiap warga membayar iuran air sebesar Rp 35.000, sehingga akan terkumpul Rp 1.050.000. Pengeluaran rutin tiap bulan antara lain : Membayar biaya pemakaian listrik sekitar Rp 250.000, membayar honor petugas air Rp 400.000, dianggarkan untuk servis pompa/bulan Rp 100.000, sehingga diharapkan tiap bulan dapat menyisihkan uang untuk ditabung sebesar Rp 300.000.

Kalau hanya untuk pembelian pompa cadangan, pengurus RT optimis, lambat tapi pasti pompa cadangan pasti terbeli. Namun keperluan warga khan tidak hanya itu. Untuk masalah air saja, masih diperlukan pembuatan 1 atau bahkan 2 sumur tambahan yang sangat diperlukan pada saat musim kemarau, agar stok air tidak kekurangan. Masih diperlukan dana yang cukup banyak untuk membuat hidup warga nyaman dan aman. Antara lain : pemlesteran tanah disekitar tempat tandon agar nampak rapi, pembuatan pagar pengaman di sepanjang perbatasan RT 02 dengan RT 01 agar anak-anak kecil tidak tergelincir ke jurang, perbaikan jalan khususnya jalan masuk blok C dalam, dan yang terberat adalah penanganan tanah di sekitar jalan masuk blok C dalam. Sedangkan saldo iuran pembangunan & iuran sampah tidak terlalu dapat diandalkan, mengingat pemasukan hampir setara pengeluaran. Untuk itu bagi warga RT 02 yang mempunyai "rizki berlebih" dan ingin menyumbang ke kas RT 02 tanpa ingin diketahui warga yang lain, dapat menyalurkannya melalui :











No. Rekening3-053-00147-4
Atas NamaARIE JULIAWAN
BankBank Jateng Cabang Sampangan

Bagi segenap pembaca blog ini, baik pria maupun wanita, caleg maupun bukan caleg, yang kebetulan juga ingin berbuat kebajikan, juga diberi kesempatan berperan serta menyumbangkan dananya untuk pembangunan RT 02, dengan ketentuan : sumbangan harus ikhlas tanpa syarat dan ikatan apapun. Semoga amal anda dapat meringankan langkah anda di hari akhir nanti.... Sumbangan anda akan kami manfaatkan untuk pembangunan yang berguna bagi warga RT 02. Perlu kami informasikan, untuk menjaga kepercayaan warga, buku rekening atas nama Ketua RT namun buku tersebut dibawa oleh Bendahara RT, dan setiap bulan saldonya dilaporkan kepada seluruh warga di acara pertemuan/arisan tingkat RT.

Baca selengkapnya......

Rabu, 14 Januari 2009

Ombak di tepi kantor

Sudah beberapa hari ini hujan mengguyur kota Semarang, bahkan hampir tanpa jeda. Sebelum tidur hujan. Bangun tidur masih terdengar suara rintik hujan. E...., baru saja nyampai di kantor hujan lagi. Hi.... dingin...... Banjir......

Kalau hujan turun secara terus-menerus maka hampir dapat dipastikan halaman kantorku digenangi air. Jadi "kantor basah" dech.... Enaknya punya kantor yang kebanjiran salah satunya adalah bisa menikmati ombak di tepi kantor. Bagi yg kantornya gak ada, bisa ikut nikmati nich....

Trus nggak enaknya, antara lain :
- Tambah anggaran ongkos naik becak buat nyebrang.
- Parkir kendaraan di tempat agak jauh (nambah ongkos parkir & ongkos becak lagi....).
- Warung makan disekitar kantor pada tutup. Hik hik hik laper...........

Biar gak banjir gimana ya? Gampang saja. Ubah syair lagu Jangkrik Genggong, biar gak ada lagi "Semarang kaline banjir" (hehehe... bercanda lho...). Jawaban yang agak serius antara lain :
- Pemerintah harus tegas !
Kalau pembuatan rumah liar di pinggir sungai tidak diperbolehkan, ya jangan nunggu rumah-rumah liar itu tumbuh menjamur. Tentunya disisi lain pemerintah perlu menyediakan rumah susun sederhana sebagai alternatif bagi warga kurang mampu.
- Program penanganan banjir hendaknya jangan hanya sekedar merelokasi banjir.
- Diharapkan kesadaran segenap warga dalam mengelola sampah secara bertanggung jawab.

Sebenarnya air itu khan cuma butuh tempat yang lebih rendah sebagai tempat peristirahatan terakhir. So, janganlah kita menghalang-halanginya. Kalau dia jengkel bisa-bisa mengamuk ...... Jangan sampai peristiwa banjir bandang menghampiri kita lagi hanya karena kita kurang peduli pada lingkungan.

Baca selengkapnya......

Kamis, 08 Januari 2009

Pemilu 2009

Dulu...., saat bertugas di Ambon saya mempunyai seorang atasan yang sangat bersahaja. Namanya singkat banget : Parno. Beliau itu sederhanaaaaaaaaaaaaaaa banget. Dirumah dinasnya, perabot yang menonjol hanyalah : Kasur busa, TV dan ricecooker. Padahal jabatan beliau saat itu Kepala Bidang, eselon III.

Beliau memperlakukan anak buah sebagai teman. Teman belajar, teman bermain, dan teman berbagi suka (belum pernah membagi duka - red). Beliau memperlakukan atasan dengan penuh hormat, namun tidak dengan menjilat. Pokoknya saya kagu......m banget pada beliau. Satu hal yang selalu saya ingat dari nasehat beliau adalah : Kita "berbuat sesuatu" ataupun "tidak berbuat sesuatu" harus ada alasannya, ada dasarnya, bukan cuma ikut arus.

Tahun 2009 telah menghampiri kita. Pemilu 2009 mau tidak mau, suka tidak suka, akan menyapa kita. Sebagai Warga Negara Indonesia, sudah selayaknya kita memanfaatkan hak pilih kita dengan penuh tanggung jawab. Ada baiknya kita terapkan bersama nasehat mantan atasan saya dulu itu, sehingga : kita "milih" ataupun "tidak milih" harus ada alasannya, kita "milih si A" ataupun "tidak milih si A" harus ada alasannya pula. Alasan itu harus kita pertanggung jawabkan.
Jadi, kalau ada hal yang kurang baik di kemudian hari karena kita "tidak memilih" ataupun "memilih orang yang salah", kita juga harus berani menyalahkan diri kita sendiri. Bagaimanapun juga, kita berperan dalam kejadian tersebut. Untuk itu, mumpung masih ada waktu, ada baiknya kita mulai mencoba mengenal caleg di sekitar kita masing-masing. Setelah itu, "Mo milih apa tidak, mo milih si A atau tidak milih si A", terserah !

Bagi temen-temen para caleg...., luruskan niat Anda. Bukankah jadi caleg ataupun tidak juga ada alasannya? Alasan temen-temen akan dimintai pertanggung jawaban kelak di hari pembalasan. Semangat !!!!

Baca selengkapnya......