Aja lali marang kabecikaning liyan *** Aja sira degsura, ngaku luwih pinter tinimbang sejene *** Aja rumangsa bener dhewe, jalaran ing donya iki ora ana sing bener dhewe *** Aja wedi kangelan, jalaran urip aneng donya iku pancen angel *** Aja gawe seriking ati liyan *** Aja golek mungsuh *** Aja sira mulang gething marang liyan jalaran iku bakal nandur cecongkahan kang ora ana wusanane *** Aja ngumbar hawa napsu, mundhak sengsara uripmu *** Aja melik darbeking liyan *** Aja cidra ing janji *** Aja dumeh *** Aja kumalungkung *** Aja kumingsun *** Aja gumedhe *** Aja ngrusak pager ayu *** Aja dahwen *** Aja drengki *** Aja kuminter *** Aja ambeg siya *** Aja ngece wong ora duwe *** Aja kegedhen rumangsa *** Aja adigang-adigung-adiguna *** Aja nggege mangsa *** Aja nampik rejeki *** Aja panasten *** Aja seneng gawe gendra, jalaran gawe gendra iku sipating demit *** Aja seneng yen dialem, aja sengit yen cinacad *** Aja lali piwulang becik *** Aja aweh kasekten marang durjana *** Aja lali marang kahanan kang marakake perang, jalaran yen sira tansah lali bakal tansah ana perang bae *** Aja selingkuh *** Aja seneng madon *** Aja seneng main *** Aja seneng maido *** Aja seneng madad *** Aja seneng nyaru *** Aja bosenan/jelehan *** Aja nggebyah uyah padha asine *** Aja dadi wong pinter keblinger *** Aja mung tuwa tuwas *** Aja golek menange dhewe *** Aja gampang kelu ing swara *** Aja taberi utangan *** Aja seneng royal *** Aja pisan nacad liyan, ora ana wong kang ora cacad *** Aja wedi marang penggawe becik, lan wani marang penggawe ala *** Aja seneng nggampangake

Jumat, 27 Februari 2009

Hikmah dibalik penangkapan pemain bola oleh polisi

Masih jelas dalam ingatan kita pada kejadian pasca pertandingan kompetisi Liga Indonesia Divisi Utama antara Persis Solo melawan Gresik United di Stadion Maladi, Solo, 12 Februari lalu, dimana sejumlah pemain terlibat baku pukul yang mengakibatkan situasi kacau balau. Menurut berita dari berbagai media masa, kerusuhan tersebut dipicu oleh pemukulan yang dilakukan Bernard Mamadou (Gresik United) terhadap Nova Zaenal (Persis Solo). Buntut kerusuhan tersebut, Kapolda Jawa Tengah Irjen (Pol) Alex Bambang Riatmodjo langsung memerintahkan aparatnya untuk menahan Nova dan Mamadou.

Hari-hari berikutnya, berita penangkapan pemain bola di lapangan tersebut telah menjadi polemik yang berkepanjangan. Polisi maupun PSSI sama-sama mempunyai argumen sendiri-sendiri. Menurut polisi, tidak ada ruang steril bagi siapapun yang melakukan kekacauan, termasuk pemain sepak bola sekalipun. Sedangkan menurut PSSI, langkah yang diambil polisi tersebut telah melanggar ketentuan dunia internasional, karena berdasarkan regulasi terbaru FIFA, setiap permasalahan yang terjadi di lapangan sepakbola tidak dapat diselesaikan oleh kepolisian, meskipun itu berbentuk perkelahian.

Dalam tulisan ini, saya tidak akan membahas mana yang lebih benar diantara pendapat pihak kepolisian atau pihak PSSI tersebut di atas. Sebab ahli hukum pun juga masih berbeda pendapat atas kejadian tersebut, apalagi saya yang sama sekali tidak mengenyam pendidikan di bidang hukum.
Saya hanya ingin menyampaikan : Alangkah mulianya jika kedua belah pihak (polisi dan PSSI) bersedia untuk duduk semeja, bermusyawarah, guna mengambil suatu kesepakatan yang sifatnya win-win solusi. Kedua belah pihak hendaknya tidak mengedepankan ego-nya masing-masing. Jangan menganggap hanya pihaknyalah yang paling benar, sehingga menganggap sebelah mata pihak yang lain.

Saya yakin kedua belah pihak sebenarnya mempunyai niat mulia untuk kemajuan dunia persepakbolaan di Indonesia. Polisi menginginkan agar tidak ada lagi secuil kerusuhanpun di laga sepak bola tanah air. Begitu juga sebaliknya, PSSI tidak ingin tindakan penangkapan terhadap pemain sepak bola oleh polisi ini akan menjadi catatan buruk dari FIFA terhadap persepakbolaan Indonesia. Kalau sama-sama berniat baik, mengapa tidak dicoba untuk ditempuh dengan jalan yang baik-baik pula. Yang telah lalu biarlah berlalu. Yang lebih penting untuk dilakukan adalah agar segera dibuat kesepakatan bersama antara pihak kepolisian dan PSSI tentang langkah-langkah pengamanan yang sebaiknya dilakukan dalam pertandingan berikutnya. Kalau kedua belah pihak benar-benar berniat memajukan dunia persebak bolaan Indonesia, saya yakin mereka bisa bekerja sama dengan baik. Kita tunggu saja.......

Baca selengkapnya......

Rabu, 25 Februari 2009

Kampanye Keselamatan Berkendaraan di Jalan Raya

Pagi tadi, saat melintas di bunderan Tugu Muda Semarang, saya menyaksikan beberapa petugas dari Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Tengah mengkampanyekan keselamatan berkendara di jalan raya. Sambil menebar senyum penuh persahabatan, petugas-petugas tersebut membagi-bagikan leaflet. Mengingat arti penting ajakan untuk menjaga keselamatan berkendara bagi kita semua yang terkandung dalam leaflet yang dibagikan tersebut, berikut ini saya sampaikan kembali isi leaflet dimaksud kepada pembaca sekalian. Setelah membaca tulisan ini, diharapkan kita dapat menyampaikan kembali pesan mulia dimaksud kepada anggota keluarga, tetangga, teman, dan sahabat masing-masing.

Pertama : Memiliki SIM bukan jaminan keselamatan di jalan. Maksudnya, jangan mentang-mentang kita sudah mempunyai SIM lantas kita dapat "seenak udele dhewe" dalam mengemudikan kendaraan. SIM hanya menunjukkan kita telah lulus uji atau kita dianggap telah memenuhi unsur-unsur keselamatan yang diperlukan, baik usia (telah dewasa namun belum pikun), kesehatan, dan pengetahuan/ketrampilan berkendaraan. Yang lebih penting, bagaimana kita dapat mematuhi "tata krama" berkendara dengan baik sehingga tidak menimbulkan kecelakaan baik bagi diri sendiri lebih-lebih bagi orang lain. Seseorang yang ahli ngebut, bisa saja menjalankan kendaraannya dengan kecepatan penuh sambil bertelpon ria dengan HP. Namun tanpa disadari, tindakan tersebut dapat saja mencelakakan sesama pengguna jalan yang kurang konsentrasi gara-gara terlalu asyik melihat "pertunjukan" yang dipertontonkan sang ahli ngebut tadi.

Kedua : Kecelakaan lalu lintas dapat dicegah dengan disiplin dan mematuhi peraturan lalu lintas. Contoh aplikasi yang sederhana, JANGANLAH KITA SEKALI-KALI MENEROBOS JALAN SEDETIKPUN JIKA LAMPU MERAH DALAM KONDISI MENYALA. Yang kadang terjadi, ketika lampu hijau akan berganti lampu merah, kita berusaha menggeber sekencang-kencangnya laju kendaraan kita. Begitu juga sebaliknya, ketika lampu merah "hampir" berganti menjadi lampu hijau, kita berusaha mencuri star, seakan-akan kita akan kehilangan kesempatan besar jika tidak melakukan pencurian star tersebut. Dapat dibayangkan, jika dari arah berlawanan sama-sama melakukan kesalahan kecil tersebut. Yang satu belum mau berhenti disaat lampu merah, sedang dari arah lain sudah mencoba mencuri star, akibatnya angka probabilitas kecelakaan semakin tinggi. So, sabar dikit lach... coy !

Ketiga : Hendaknya kita tetap hati-hati dan berwaspada dalam berkendara. Pelanggaran lalu lintas dapat mengakibatkan : kendaraan rusak, cacat fisik, kematian, dan masuk penjara. Ingatkan pesan Bang Napi? "Waspadalah ! Waspadalah ! Waspadalah !"

Keempat : Jumlah korban flu burung ternyata belum seberapa dibandingkan korban kecelakaan lalu lintas. Pada saat terjadi wabah flu burung semua orang nampak peduli. Ketika kita tahu angka kematian yang besar akibat kecelakaan lalu lintas ini, masihkan kita tidak mau peduli?

Untuk itu, marilah kita mulai sekarang bertekad dan berusaha untuk senantiasa menaati tata tertib dan tata krama berlalu lintas, agar tidak ada penyesalan di kemudian hari.

Baca selengkapnya......

Minggu, 15 Februari 2009

Facebook : Jembatan Pergaulan Masa Kini

"Facebook, makanan apalagi itu?" Pernyataan tersebut bisa saja akan terdengar, manakala kita menyarankan teman kita untuk mencoba menggunakan fasilitas facebook. Sebenarnya apa sich facebook itu? Coba kita ketik kata facebook pada wajah om google. Biasanya akan muncul kalimat sebagai berikut : "Selamat datang di Facebook! Facebook adalah sebuah alat sosial yang menghubungkan orang-orang dengan teman dan lainnya yang bekerja, belajar dan hidup di sekitar mereka". Ya, facebook adalah salah satu sarana yang dapat kita gunakan untuk membina relasi, baik bisnis, politis, maupun nyelebritis.

Akhir-akhir ini, fenomena ber-facebook-ria terjadi dimana-mana, termasuk di Semarang. Harian Suara Merdeka, sang Perekat Komunitas Jawa Tengah, hari Minggu tanggal 15 Februari 2009 ini telah mengupas habis maraknya fenomena facebook, di rubrik Selasar pada halaman 13 dan di rubrik Konek pada halaman 19. Di rubrik Selasar antara lain diungkapkan bahwa facebook telah menjadi tempat baru yang nyaman buat ngrumpi (ngudarasa & ngudapikir), sarana menemukan teman yang telah lama "hilang", menemukan teman baru, dan sebagai sarana berorganisasi. Sedang di rubrik Konek antara lain di bahas manfaat facebook sebagai sarana kampanye, sebagaimana telah dilakukan oleh om Barrack Obama. Dengan facebook, calon anggota legislatif dapat "berkampanye" dan memperkenalkan dirinya selama 24 jam dalam sehari, tanpa harus kehabisan energi dan dengan biaya yang relatif murah.

Yang perlu saya tekankan di sini, hendaknya facebook dapat kita gunakan sebagai sarana pergaulan dengan penuh tanggung jawab, dan dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan kita. Tanggung jawab, dalam artian segala informasi yang kita sampaikan di ruang facebook jauh dari unsur penipuan serta niat jahat. Sesuai kebutuhan, dalam artian kita ber-facebook-ria namun harus tetap selalu ingat waktu. Waktu ibadah, waktu kerja, waktu istirahat, dan waktu buat keluarga jangan sampai tersita hanya gara-gara terlalu asyik bersama facebook. Sekali lagi, facebook hanyalah sebuah sarana. Kitalah yang harus dapat me-manage-nya, sehingga sarana tersebut berdaya guna bagi kita, dan bukan justru menjadi bumerang yang kontraproduktif.

Baca selengkapnya......

Selasa, 10 Februari 2009

Kampanye Damai Pemilu Indonesia 2009

Hampir tak terasa, ajang pesta demokrasi lima tahunan segera menghampiri kita. Alangkah indahnya jika kita secara bersama-sama dapat menjadikan pesta kali ini bernilai lain dari pesta-pesta yang pernah kita jalani bersama selama ini. Pemilu 2009 ini hendaknya dapat kita jadikan sebagai tonggak sejarah baru bangsa kita, dimana semua elemen bangsa melaksanakan apa yang menjadi tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Tanggung jawab kepada masa depan bangsa Indonesia !

Jika dalam pesta-pesta yang diselenggarakan pada kesempatan sebelumnya kita jumpai sejumlah kekurangan, hendaknya hal tersebut dapat kita jadikan pelajaran di kesempatan yang akan datang. Mulai sekarang, kita bersama-sama menyambut masa depan bangsa kita, agar berkehidupan demokrasi yang sehat, terhormat dan bermartabat.

Bagaimana kita dapat mewujudkan cita-cita mulia tersebut?
Pertama, bagi para caleg yang telah tercantum dalam Daftar Calon Tetap hendaknya tidak jemu-jemu untuk meluruskan kembali niat mulianya. Sudah seharusnya, Saudara mencalonkan diri sebagai Caleg semata-mata hanya ingin menjadi seseorang yang rela mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaganya untuk memperjuangkan aspirasi orang-orang yang Saudara wakili. Ingat, Saudara hanyalah seorang calon wakil. Jadi jika dalam pesta demokrasi nanti Saudara ternyata tidak dipercaya untuk ditunjuk sebagai wakil, janganlah memaksakan diri dengan menghalalkan segala macam cara agar Saudara dapat ditunjuk menjadi wakil. Ditunjuk sebagai wakil adalah sebuah amanah. Amanah tidak dapat dibeli, dipaksakan dan dimanipulasi. Ia akan hadir menghampiri Saudara dengan penuh keikhlasan. Dan jika sewaktu-waktu Saudara tidak dipercaya lagi untuk mengemban amanah tersebut, bersegeralah untuk mengembalikannya kepada yang memberikan. Janganlah sekali-kali mempertahankan segala sesuatu yang bukan menjadi hak Saudara.

Kedua, bagi para pemilih. Pilihlah calon wakil yang benar-benar Saudara yakini, bahwa dia akan mendengar, memahami, dan melaksanakan aspirasi Saudara. Lihatlah dengan seksama, dengan hati nurani Saudara, apakah calon yang akan Saudara pilih bukan merupakan seorang penjilat yang hanya akan menimbulkan kericuhan, kesengsaraan, dan penderitaan yang berkepanjangan bagi bangsa ini dikemudian hari.

Ketiga, bagi seluruh anggota panitia pesta demokrasi. Kedudukan Saudara saat ini sangatlah penting, layaknya "wakil sementara" bagi seluruh elemen bangsa ini. Sebab, jika Saudara tidak mampu untuk berbuatlah adil, sebenarnya Saudara telah melakukan perbuatan yang dholim. Dholim kepada seluruh warga negara beserta seluruh anak keturunannya. Jika pesta demokrasi kali ini dilaksanakan dengan baik bahkan mampu menghasilkan figur-figur wakil yang baik, niscaya seluruh warga negara akan senang hati jika kelak diminta menghadiri kembali pesta berikutnya. Begitu juga sebaliknya, jika dalam pesta kali ini diwarnai berbagai kecurangan dan kericuhan, dan bahkan hanya menghasilkan wakil yang gemar merampok harta negara, senang berbuat jahat, berperilaku tidak senonoh, dan lain sebagainya, niscaya kelak di kemudian hari tak ada lagi warga yang bersedia meluangkan sedikit waktunya untuk menghadiri pesta berikutnya.

Keempat, Pemilu pada dasarnya memiliki tujuan baik. Tujuan baik hendaknya dicapai dengan usaha-usaha yang baik pula, dengan penuh kejujuran, ketulusan, keadilan, dan kedamaian. Mari kita hindari segala bentuk kecurangan, baik kecurangan kecil maupun besar, baik kecurangan pribadi maupun kecurangan terorganisir. Karena berbagai macam kecurangan tersebut sebenarnya awal terjadinya berbagai penyimpangan. Semoga kedamaian senantiasa menyertai jalannya pesta demokrasi kali ini. Jayalah Indonesia-ku, Indonseia kita bersama !!!

Baca selengkapnya......

Senin, 09 Februari 2009

Rumput yang bergoyang

Akibat hujan yang turun dengan penuh rasa amarah, Semarang seakan menjadi kota yang tak berdaya : lemah, lesu, lemas, lunglai.... Luapan air kali ini memang benar-benar terasa akibatnya. Si Burung Besi tertunduk malu di bandara. Sang Naga Hitam-pun tidak berani menyentuh Poncol & Tawang. Apalagi Si Raja Jalanan, untuk dapat melewati beberapa titik genangan air di Kendal saja sudah nampak kepayahan. Semarang terisolir beberapa saat.

Setelah dalam kesempatan terdahulu beberapa kali saya menikmati adanya debur ombak di tepi kantor, pagi ini saya mendapati suasana "kapal pecah" akibat banjir yang menyapa & menyapu kantor. Nampak jelas, beberapa lumpur tadinya telah membaur dengan lantai kantor. Wuih... wuih... wuih...., "wanginya" mantap.... !

Kira-kira kenapa bisa terjadi banjir ya? Sebenarnya kita semua sudah mengetahui jawabannya. Pertanyaan sejatinya, mengapa kita sudah tahu hal-hal yang dapat mengakibatkan banjir, namun banjir masih saja selalu menghampiri kita? Untuk menemukan jawabannya, mari kita simak bersama penggalan syair lagu yang pernah didendangkan Ebit G Ade berikut ini :

Barangkali di sana ada jawabnya,
mengapa di tanahku terjadi bencana,
mungkin Tuhan
mulai bosan,
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa,
atau alam mulai enggan
bersahabat dengan kita,
coba kita bertanya kepada
rumput yang bergoyang

Baca selengkapnya......