Aja lali marang kabecikaning liyan *** Aja sira degsura, ngaku luwih pinter tinimbang sejene *** Aja rumangsa bener dhewe, jalaran ing donya iki ora ana sing bener dhewe *** Aja wedi kangelan, jalaran urip aneng donya iku pancen angel *** Aja gawe seriking ati liyan *** Aja golek mungsuh *** Aja sira mulang gething marang liyan jalaran iku bakal nandur cecongkahan kang ora ana wusanane *** Aja ngumbar hawa napsu, mundhak sengsara uripmu *** Aja melik darbeking liyan *** Aja cidra ing janji *** Aja dumeh *** Aja kumalungkung *** Aja kumingsun *** Aja gumedhe *** Aja ngrusak pager ayu *** Aja dahwen *** Aja drengki *** Aja kuminter *** Aja ambeg siya *** Aja ngece wong ora duwe *** Aja kegedhen rumangsa *** Aja adigang-adigung-adiguna *** Aja nggege mangsa *** Aja nampik rejeki *** Aja panasten *** Aja seneng gawe gendra, jalaran gawe gendra iku sipating demit *** Aja seneng yen dialem, aja sengit yen cinacad *** Aja lali piwulang becik *** Aja aweh kasekten marang durjana *** Aja lali marang kahanan kang marakake perang, jalaran yen sira tansah lali bakal tansah ana perang bae *** Aja selingkuh *** Aja seneng madon *** Aja seneng main *** Aja seneng maido *** Aja seneng madad *** Aja seneng nyaru *** Aja bosenan/jelehan *** Aja nggebyah uyah padha asine *** Aja dadi wong pinter keblinger *** Aja mung tuwa tuwas *** Aja golek menange dhewe *** Aja gampang kelu ing swara *** Aja taberi utangan *** Aja seneng royal *** Aja pisan nacad liyan, ora ana wong kang ora cacad *** Aja wedi marang penggawe becik, lan wani marang penggawe ala *** Aja seneng nggampangake

Sabtu, 23 Mei 2009

Hercules

Mendengar terjadinya musibah jatuhnya pesawat hercules beberapa hari yang telah lewat, saya menjadi teringat kenangan "nano-nano" saya yang terjadi 10 tahun yang lalu. Ya kenangan manis, campur asem, dan sedikit pedes. Pengin tau?

Setelah merasakan hidup penuh warna di Ambon manise selama kurang lebih 1,5 tahun, tanggal 27 Juli 1999 pagi saya mendengar kabar yang menyejukkan hati. Hari itu sebenarnya di kantor sedang berlangsung acara pisah sambut pejabat eselon III. Namun karena situasi di luar mulai memanas lagi, setelah sempat adem ayem beberapa minggu, maka hati saya jadi gundah. Kebetulan SK mutasi saya dari Ambon ke Semarang telah diteken tanggal 12 Juli 1999. Betapa tidak gundah, setelah mengalami dan menyaksikan situasi yang kurang kondusif, aman, kembali panas, agak reda, memanas lagi, dst, dan berjuang untuk pindah dan akhirnya mendapat anugerah SK pindah, e.... sarana transportasi tidak tersedia. Pada saat itu PT Pelni tidak menjual tiket karena tidak ada kapal yang berani bersandar di pelabuhan ambon. Sementara jadwal penerbangan pesawatpun tak dapat diharapkan kepastiannya. Maka dengan adanya kabar kedatangan 3 (seingat saya 3) pesawat hercules yang datang di Ambon hari itu membawa pasukan TNI yang diperbantukan untuk mengatasi masalah keamanan pada saat itu sangatlah menggembirakan hati saya. Informasi ini saya terima dari mulut ke mulut di lingkungan GKN Ambon, tempat kerja sekaligus tempat pengungsian kami waktu itu. Awalnya pegawai BC yang bertugas di bandara menginformasikan kedatangan pesawat hercules ke pejabat BC yang akan pergi ke Jakarta.

Setelah mendapatkan pinjaman fresh money dari Mas Syafril (fungsional yang baru dilantik dan langsung minta cuti), dan berpamitan pada teman-teman yang berada di kantor, saya bersama rombongan menuju bandara ambon yang berjarak 30-45 menit perjalanan darat. Rombongan tersebut adalah pejabat eselon III Bea Cukai (yang mendapat dan membagi-bagi informasi adanya pesawat hercules), Pak Butje Kadmaer (Kabid IAP yang kebetulan dimutasi sebagai Ka. Karikpa di daerah Jawa Timur) beserta istri, dan 2 fungsional yg akan cuti tahunan setelah mengikuti acara pelantikan. Seingat saya ada 2 mobil kijang yang berangkat beriringan. Masing-masing mobil dikawal 2 aparat keamanan dengan senjata laras panjang menjulur keluar jendela mobil. Di sepanjang perjalanan, saya menyaksikan puluhan rumah dalam kondisi tidak utuh lagi, bahkan ada yang masih mengepulkan asap. Sungguh perjalanan yang sulit untuk dilupakan.

Begitu sampai di bandara Ambon, rasanya hati ini sudah sampai ke tanah jawa, tanah kelahiran yang begitu dirindukan. Setelah membayar uang administrasi sebesar Rp 750.000, saya dan 15-an penumpang lainnya merasakan jasa pesawat hercules dan kru-nya. Saat itu perjalanan sangat menyenangkan. Yang kuingat 2 pesawat sempat terbang beriringan, karena pesawat yang saya tumpangi di posisi depan, rasanya seperti dikawal pesawat lain. Sungguh pemandangan yang mengagumkan. Kamipun diberi kesempatan untuk melihat kokpit pesawat secara bergantian, walau cuma sebentar-sebentar. Dengan waktu tempuh 5 jam-an kami akhirnya mendarat di bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta dengan selamat dan penuh rasa haru. Terima kasih Hercules....., jasamu kan selalu kuingat....

Baca selengkapnya......

Minggu, 03 Mei 2009

Menghemat BBM dengan Powermax

Saat duduk di bangku sekolah dasar, kita diberi tahu oleh pak guru bahwa negara kita merupakan surga dunia. Penduduknya ramah, tanahnya subur, alamnya indah, hasil tambangnyapun melimpah ruah. Masih terngiang di telinga kita, saat itu dalam rangka menumbuhkan cinta tanah air, pak guru bercerita dengan semangat dan kebanggaan luar biasa, bahwa negara kita ini salah satu anggota OPEC, penghasil dan pengekspor minyak dunia. Dalam sejarah negara kita juga terukir kisah bahwa minyak pernah menjadi tulang punggung penerimaan dalam APBN kita.

Namun itu semua tinggal sejarah. Saat ini persediaan minyak kita tinggal se-umrit alias sedikit sekali. Dengan semakin menipisnya cadangan minyak yang kita miliki, tentunya kita harus segera mencari dan menerapkan penggunaan bahan bakar alternatif. Sambil menunggu hadirnya bahan bakar alternatif tersebut, kita juga harus menempuh upaya-upaya nyata penghematan energi, baik listrik maupun BBM.

Penghematan listrik dapat dilakukan dengan disiplin diri dalam mematikan listrik pada lampu dan peralatan listrik yang tidak terpakai, dan dengan mengganti lampu dan peralatan listrik yang hemat energi (watt lebih kecil, namun manfaat sama/lebih). Penghematan BBM dapat dilakukan dengan mengoptimalkan kendaraan bermotor yang dimiliki seefektif dan seefisien mungkin. Misalnya, kalau bisa berboncengan mengapa harus sendiri-sendiri.

Penghematan BBM juga dapat dilakukan dengan penggunaan suplemen bahan bakar tertentu. Salah satu contoh suplemen dimaksud adalah Power-MAX Double Action Fuel Catalyst (lebih akrab disebut powermax saja), yaitu campuran bahan bakar yang terbuat dari tumbuh-tumbuhan. Menurut produsennya, manfaat penggunaannya antara lain : dapat meningkatkan tenaga dan akselerasi kendaraan, dapat menghemat BBM kendaraan sampai 30%, mencegah mesin ngelitik/detonasi, melarutkan kandungan air dari kondensasi (Penguapan) dalam tangki bahan bakar sehingga mencegah karat, mengurangi deposit karbon pada ruang bahan bakar, mengurangi kadar polusi pada gas buang.

Kebetulan saya juga mencoba dan merasakan sendiri manfaat powermax dimaksud, utamanya pada penghematannya. Dari searching berita/kabar di internet juga belum saya temukan keluhan penggunaan powermax, hanya saja kadang diperlukan pengecek filter bensin, siapa tau terlalu banyak kotoran yang larut dan menyumbat filter. (Kalau ada yang punya pengalaman buruk, ditunggu koment-nya ya....). Saat itu saya membeli sebotol powermax isi 100 cc (untuk max 60 liter) seharga Rp 25.000 dari tetangga rumah. Denger-denger sich penjualannya saat ini menggunakan sistem MLM di bawah bendera
PT UNITY NETWORK INTERNATIONAL.

Tulisan ini bukan merupakan bagian dari advertising produk powermax, namun semata-mata merupakan apreasi positif saya terhadap salah satu upaya penghematan BBM. Semoga bahan bakar alternatif yang murah meriah dan ramah lingkungan segera diproduksi secara masal dalam skala besar, untuk dapat menggantikan BBM yang selama ini menghantui kita. Sementara itu, suplemen BBM juga bertambah banyak variannya, sehingga harganya semakin murah dan mudah didapat di pasar biasa.


Baca selengkapnya......

Sabtu, 02 Mei 2009

Esuk dhele sore tempe?

Menyimak tingkah laku politikus dalam mensikapi hasil pileg dan rencana pilpres akhir-akhir ini, saya kadang bertanya-tanya, dunia politik itu rumit apa sengaja dibuat rumit ya? Masing-masing kubu / blok terlihat sibuk mencari celah-celah sempit yang akan mereka jadikan jalan lapang menuju kursi kekuasaan.

Sebelum pelaksanaan pileg 9 April yang lalu, rakyat Indonesia dipusingkan dengan terlalu banyaknya pilihan yang disodorkan pada mereka. Masing-masing caleg dan parpol berlomba-lomba menawarkan diri dan meyakinkan kepada khalayak, bahwa hanya merekalah satu-satunya caleg/parpol yang layak dan wajib dipilih kalau rakyat menghendaki kemakmuran dan kesejahteraan di masa depan. Namun setelah hasil perhitungan sementara diumumkan oleh berbagai lembaga survey nasional, parpol-parpol berusaha saling bekerja sama dalam beberapa golongan /blok (istilah balitanya : koalisi) untuk mewujudkan satu cita-cita jangka pendek, calon presiden dari golongan merekalah yang harus menang di pilpres nanti. Setelah terbentuk blok-blok tersebut, mereka berusaha meyakinkan seyakin-yakinnya, bahwa hanya capres dari blok merekalah yang nantinya dapat membawa perbaikan di negeri ini.

Bagaimana mungkin, hanya dalam hitungan bulan, hari, bahkan jam, parpol yang dulunya nampak beda, istimewa, setelah detik-detik menjelang pencalonan presiden mereka menyatakan adanya persamaan platform, visi misi, dan tujuan? Apakah demi meraih sebuah kursi kekuasaan, mereka rela memotong urat malunya, sehingga bebas berpandangan asal cita-citanya tercapai? Orang jawa bilang : esuk dhele sore tempe (pagi kedelai, sore dah berubah jadi tempe).
Gak konsisten !!!
Oportunis !!!
Menyebalkan !!!


Dengan tulisan ini bukan bearti saya tidak mendukung berlangsungnya pilpres. Namun semata-mata mencurahkan harapan saya agar parpol-parpol yang kebetulan belum mendapatkan suara banyak hendaknya konsisten dengan platfom, program kerja, visi misi yang telah ditetapkan dahulu saja. Dengan konsistensi yang tinggi untuk memperjuangkan nasib rakyat banyak (berani diluar pemerintahan), meskipun sekarang kalah bisa saja 5 tahun mendatang mereka menjadi jawara. So..., hindari "esuk dhele sore tempe", apalagi sampai "bengi tempe bosok" hanya demi meraih kursi pemerintahan. Ingat, jabatan adalah amanah, yang akan dipertanggung jawabkan kelak di hari pembalasan.

Baca selengkapnya......