"Facebook, makanan apalagi itu?" Pernyataan tersebut bisa saja akan terdengar, manakala kita menyarankan teman kita untuk mencoba menggunakan fasilitas facebook. Sebenarnya apa sich facebook itu? Coba kita ketik kata facebook pada wajah om google. Biasanya akan muncul kalimat sebagai berikut : "Selamat datang di Facebook! Facebook adalah sebuah alat sosial yang menghubungkan orang-orang dengan teman dan lainnya yang bekerja, belajar dan hidup di sekitar mereka". Ya, facebook adalah salah satu sarana yang dapat kita gunakan untuk membina relasi, baik bisnis, politis, maupun nyelebritis.
Akhir-akhir ini, fenomena ber-facebook-ria terjadi dimana-mana, termasuk di Semarang. Harian Suara Merdeka, sang Perekat Komunitas Jawa Tengah, hari Minggu tanggal 15 Februari 2009 ini telah mengupas habis maraknya fenomena facebook, di rubrik Selasar pada halaman 13 dan di rubrik Konek pada halaman 19. Di rubrik Selasar antara lain diungkapkan bahwa facebook telah menjadi tempat baru yang nyaman buat ngrumpi (ngudarasa & ngudapikir), sarana menemukan teman yang telah lama "hilang", menemukan teman baru, dan sebagai sarana berorganisasi. Sedang di rubrik Konek antara lain di bahas manfaat facebook sebagai sarana kampanye, sebagaimana telah dilakukan oleh om Barrack Obama. Dengan facebook, calon anggota legislatif dapat "berkampanye" dan memperkenalkan dirinya selama 24 jam dalam sehari, tanpa harus kehabisan energi dan dengan biaya yang relatif murah.
Yang perlu saya tekankan di sini, hendaknya facebook dapat kita gunakan sebagai sarana pergaulan dengan penuh tanggung jawab, dan dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan kita. Tanggung jawab, dalam artian segala informasi yang kita sampaikan di ruang facebook jauh dari unsur penipuan serta niat jahat. Sesuai kebutuhan, dalam artian kita ber-facebook-ria namun harus tetap selalu ingat waktu. Waktu ibadah, waktu kerja, waktu istirahat, dan waktu buat keluarga jangan sampai tersita hanya gara-gara terlalu asyik bersama facebook. Sekali lagi, facebook hanyalah sebuah sarana. Kitalah yang harus dapat me-manage-nya, sehingga sarana tersebut berdaya guna bagi kita, dan bukan justru menjadi bumerang yang kontraproduktif.
Yang perlu saya tekankan di sini, hendaknya facebook dapat kita gunakan sebagai sarana pergaulan dengan penuh tanggung jawab, dan dapat kita sesuaikan dengan kebutuhan kita. Tanggung jawab, dalam artian segala informasi yang kita sampaikan di ruang facebook jauh dari unsur penipuan serta niat jahat. Sesuai kebutuhan, dalam artian kita ber-facebook-ria namun harus tetap selalu ingat waktu. Waktu ibadah, waktu kerja, waktu istirahat, dan waktu buat keluarga jangan sampai tersita hanya gara-gara terlalu asyik bersama facebook. Sekali lagi, facebook hanyalah sebuah sarana. Kitalah yang harus dapat me-manage-nya, sehingga sarana tersebut berdaya guna bagi kita, dan bukan justru menjadi bumerang yang kontraproduktif.
1 komentar:
Wah wah....punya facebook juga yah?
kok gak nyampai waskon IV?
Posting Komentar