Akibat hujan yang turun dengan penuh rasa amarah, Semarang seakan menjadi kota yang tak berdaya : lemah, lesu, lemas, lunglai.... Luapan air kali ini memang benar-benar terasa akibatnya. Si Burung Besi tertunduk malu di bandara. Sang Naga Hitam-pun tidak berani menyentuh Poncol & Tawang. Apalagi Si Raja Jalanan, untuk dapat melewati beberapa titik genangan air di Kendal saja sudah nampak kepayahan. Semarang terisolir beberapa saat.
Setelah dalam kesempatan terdahulu beberapa kali saya menikmati adanya debur ombak di tepi kantor, pagi ini saya mendapati suasana "kapal pecah" akibat banjir yang menyapa & menyapu kantor. Nampak jelas, beberapa lumpur tadinya telah membaur dengan lantai kantor. Wuih... wuih... wuih...., "wanginya" mantap.... !
Kira-kira kenapa bisa terjadi banjir ya? Sebenarnya kita semua sudah mengetahui jawabannya. Pertanyaan sejatinya, mengapa kita sudah tahu hal-hal yang dapat mengakibatkan banjir, namun banjir masih saja selalu menghampiri kita? Untuk menemukan jawabannya, mari kita simak bersama penggalan syair lagu yang pernah didendangkan Ebit G Ade berikut ini :
Barangkali di sana ada jawabnya,
mengapa di tanahku terjadi bencana,
mungkin Tuhan
mulai bosan,
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa,
atau alam mulai enggan
bersahabat dengan kita,
coba kita bertanya kepada
rumput yang bergoyang
Setelah dalam kesempatan terdahulu beberapa kali saya menikmati adanya debur ombak di tepi kantor, pagi ini saya mendapati suasana "kapal pecah" akibat banjir yang menyapa & menyapu kantor. Nampak jelas, beberapa lumpur tadinya telah membaur dengan lantai kantor. Wuih... wuih... wuih...., "wanginya" mantap.... !
Kira-kira kenapa bisa terjadi banjir ya? Sebenarnya kita semua sudah mengetahui jawabannya. Pertanyaan sejatinya, mengapa kita sudah tahu hal-hal yang dapat mengakibatkan banjir, namun banjir masih saja selalu menghampiri kita? Untuk menemukan jawabannya, mari kita simak bersama penggalan syair lagu yang pernah didendangkan Ebit G Ade berikut ini :
Barangkali di sana ada jawabnya,
mengapa di tanahku terjadi bencana,
mungkin Tuhan
mulai bosan,
melihat tingkah kita
yang selalu salah dan bangga
dengan dosa-dosa,
atau alam mulai enggan
bersahabat dengan kita,
coba kita bertanya kepada
rumput yang bergoyang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar